Survival
TEKNIK JUNGLE SURVIVAL
Secara umum, materi materi yang ada di dalam pendidikan dasar seorang pencinta alam adalah untuk bertahan hidup. Entah itu mounteneering, panjat tebing, psikologi alam bebas, konservasi sumber daya alam, PPGD, dan lain lain.
Oleh karena itu dalam kesempatan kali ini saya ingin menuliskan tentang beberapa teknik bertahan hidup di alam bebas. Tulisan ini saya sarikan dari beberapa sumber, diantaranya dari materi Pendidikan Dasar Mahadipa dan materi DIKLATSAR SWAPENKA.
Kembali pada Teknik Jungle Survival, secara umum teknik ini dibagi menjadi dua macam tindakan. Tindakan yang pertama adalah tindakan secara umum atau biasa dikenal oleh para pencinta alam dengan teori STOP. Tindakan berikutnya adalah tindakan pada saat terjadi musibah. Baiklah, mari kita mulai membicarakan tentang beberapa tindakan secara umum.
Tindakan Umum
Dalam menghadapi situasi yang sulit berusahalah untuk tetap tenang, istirahat yang cukup, perhatikan kondisi tubuh. Dan ingat pedoman STOP
S = Stop, berhenti dan beristirahat
T = Thinking, berfikir dan menyadari masalah yang dihadapi
O = Observe, mengamati keadaan sekeliling
P = Planning, membuat rencana mengenai tindakan yang akan dilakukan.
Problem yang dihadapi seseorang akan lebih banyak daripada berkelompok, karena semua resiko yang akan terjadi hanya dihadapi sendirian. Jangan bertindak sendiri sendiri jika survivor lebih dari satu orang.
Adanya pembagian tugas dan kerjasama kelompok dapat menghemat waktu dan tenaga. Demikian juga masalah psikologis akan lebih teratasi.
Tumbuhkan rasa kebersamaan berkelompok dan toleransi antar individu. Pilih salah seorang yang dianggap mampu untuk jadi pemimpin. Buatlah rencana dan ambil keputusan berdasarkan musyawarah.
Tindakan Saat Musibah
Beberapa pertimbangan dalam pengambilan keputusan untuk tetap tinggal di lokasi dan menunggu pertolongan tim SAR adalah :
Survivor mengetahui bahwa telah terindeks oleh hubungan radio. Atau rute perjalanan ada yang mengetahui.
Cari daerah terbuka untuk memudahkan tim SAR mengetahui dan bisa melakukan komunikasi lapang.
Cari lokasi yang terdapat sumber air dan persediaan makanan.
Menangani survivor yang menderita
Tindakan yang perlu dilakukan :
• Rawat survivor yang menderita atau sakit
• Membuat tempat berlindung yang aman dari cuaca buruk dan hewan yang berbahaya
• Hemat persediaan makanan yang ada dan berusaha untuk mencari tambahan di sekitar lokasi
• Siapkan dan buatlah tanda darat ke udara dengan piroteknik maupun dengan benda lainnya. Seperti smoke signal, flare, cermin, kain warna kontras, asap hasil membakar sampah, dan lain lain.
Tindakan bila meninggalkan lokasi :
1. Siapkan bahan dan perlengkapan yang berguna dan dapat dibawa dalam perjalanan
2. Tentukan arah yang dituju berasarkan kompas, matahari, atau alat penunjuk lainnya.
3. Tinggalkan pesan yang berisi jumlah survivor, kondisi fisik, perlengkapan dan bahan yang dibawa, serta arah yang dituju
4. Buatlah jejak yang jelas selama melakukan perjalanan
5. Ikuti punggungan gunung dan jangan mengikuti lembah atau sungai apabila berada di daerah pegunungan
6. Carilah makanan dan air sebelum persediaan yang dibawa habis
7. Cari dan buatlah tempat perlindungan atau bivak dan hindari melakukan perjalanan malam
8. Buatlah perapian untuk memasak, menghangatkan tubuh untuk melindungi diri dari serangga dan binatang buas.
Begitulah para netter, langkah langkah yang ada baiknya untuk kita mengerti dalam Teknik Jungle Survival. Sebagai tambahan, berikutnya saya akan menuliskan beberapa materi tentang Pionering, tambahan sedikit tentang survival, dasar dasar teknik packing yang menarik untuk kita ketahui, dan yang terakhir adalah tentang teknik pembuatan bivak secara umum.
PIONERING SURVIVAL PACKING BIVAK
I. PIONERING
Pengetahuan pionering dimaksudkan untuk memberikan petunjuk bagaimana seorang penjelajah melakukan perjalanan di alam bebas. Hal ini dimaksudkan untuk membantu seorang penjelajah untuk merambah hutan atau daerah yang sangat rawan dalam maksud apapun yaitu dengan jalan pemilihan lintasan yang nantinya akan membantu seorang petualang.
Yang perlu diperhatikan oleh seorang pioner adalah bagaimana dia membawa diri atau kelompoknya untuk mencapai target yang disepakati dengan selamat. Oleh sebab itu seorang pioner harus memiliki pengetahuan dalam mencari jalan yang baik, enak, dan nyaman. Kedua adalah mencari tempat berlindung yang baik serta mampu membaca situasi disekelilingnya. Ketiga membuat perapian. Keempat adalah dapat mencari makanan (survival).
Pemilihan lintasan ini ada beberapa cara antara lain yang sering dilakukan adalah:
1. Memilih jalan setapak yang telah dibuat oleh penduduk setempat atau jalan yang telah biasa dilalui oleh sekelompok binatang hutan. Dapat juga memilih lintasan yang mudah yaitu dengan mengikuti aliran sungai yang dangkal dan daerah yang terbuka.
2. Mengikuti punggungan gunung.
Tetapi harus hati-hati dalam memilih jalan ini karena binatang buas sering menggunakan jalur ini karena lebih baik mencari mangsa di ketinggian dan lebih aman.
Membaca jejak sangat berguna bagi seorang pioner.
Biasanya pembacaan jejak dilakukan dengan jalan:
1. Membaca tanda-tanda jejak yang terdapat di tanah.
2. Terdapat ranting patah.
3. Sisa makanan.
4. Cacat khusus pada pohon atau tanaman.
5. Dan sebagainya.
Cara membaca jejak dapat dilakukan dengan memperhatikan sekeliling apakah ada keanehan atau perubahan disekeliling dengan tanda-tanda khusus seperti didsebutkan di atas.
Dalam mencari tempat berlindung yang baik dan perlu diingat adalah :
1. Mencari suatu tititk ketinggian dari daerah sekitarnya.
2. Memperhatikan arah mata angin.
3. mencari tanah yang kering.
4. Dianjurkan jangan di bawah pohon lapuk.
II. SURVIVAL
Tiba-tiba pada suatu saat anda berada pada lokasi yang terisolir jauh dari peradaban. Oleh karena itu, maka dituntut suatu usaha untuk mempertahankan hidup dengan memanfaatkan keadaan yang ada disekitar. Hal ini berarti alam beserta isinya bukanlah merupakan kawan atau lawan. Sebenarnya alam tidak memihak, jadi dalam hal ini faktor penting dalam survival adalah kemauan untuk tetap hidup dan kemauan untuk mencari makan.
S - Sadarilah sungguh-sungguh situasi kita
U - Untung malang tergantung ketenangan kita
R - Rasa takut dan panik harus kita kuasai
V - Vakum berarti kekosongan, isilah segera
I - Ingatlah dimana kita berada
V - Vivo (vivere) berarti hidup, hargailah hidup
A - Adat istiadat perlu ditiru
L - Latihlah diri kita dan belajarlah selalu
Dari uraian diatas dapat disimpulkan difinisi dari survival, yaitu :
- Suatu usaha untuk mempertahankan hidup dalam keadaan darurat dan berusaha untuk mengatasinya dengan memanfaatkan potensi yang ada.
- Perjuangan untuk hidup.
Survival sendiri terdiri dari survival darat dan survival laut. Dapat dibagi lagi berdasarkan jenis medannya, sehingga dikenal :
a. Survival di hutan.
b. Survival di laut.
c. Survival di padang pasir.
d. Survival di kutub.
Pedoman yang harus digunakan
Hiduplah dengan segala yang ada disekitar kita, jangan menggantungkan diri pada bantuan orang lain untuk menyelesaikan tugas.
Dalam kalimat diatas pedoman yang harus digunakan adalah pedoman untuk HARUS HIDUP yang berarti :
H - Hadapilah situasi sulit dengan tenang dan bijaksana
A - Akal merupakan senjata ampuh
R - Rasa takut harus dihilangkan
U - Usaha melepaskan diri dari berbagai hal
S - Semangat dan tekad untuk mepertahankan hidup
H - Hormati adat setempat
I - Istirahat
D - Jangan sampai terjebak
U - Usahakan selamat dan jaga kesehatan
P - Praktekkan
Problema dan Tindakan
Pada dasarnya permasalahan di alam bebas dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu ; Masalah alam, Masalah diri sendiri, dan Masalah makhluk hidup lain.
Untuk melindungi tubuh dari pengaruh cuaca maka perlu pengetahuan perlengkapan yang digunakan dan cara-cara.
Membuat perlindungan.
Dalam keadaan demikian membuat api banyak gunanya seperti menghangatkan tubuh, memasak makanan dan minuman, mengusir binatang, asapnya bisa mengusir serangga, dan dapat digunakan untuk membuat tanda-tanda darurat. Untuk itu harus dikenal cara-cara membuat api.
Mengenal api
Api adalah sahabat sejati dalam kegiatan alam bebas. Dengan adanya api, moral para petualang sedikit banyak akan lebih tenang. Yang penting diperhatikan adalah apa yang disebut “segi tiga api” yakni : Udara, panas, bahan bakar. Jika salah satu tidak ada maka tidak ada api. Ketika membuat api usahakan ada ventilasi yang baik agar udara bebas keluar masuk. Setelah itu sediakan bahan bakar dan sumber panasnya.
III. PACKING
Ketika anda memutuskan untuk melakukan perjalanan di alam bebas maka perhatikan terlebih dahulu perlengkapan anda. Apakah sudah siap untuk dibawa dan tidak ada yang ketinggalan dan dikemas dalam suatu wadah yang kuat meskipun barang-barang yang anda bawa sedikit dan ringan.
Ransel merupakan tempat barang-barang yang lazim digunakan di alam bebas atau mendaki gunung dan yang paling penting pada ransel adalah :
1. Sabuk penggendong atau shoulder strap
Menyilang di bahu
- dilapisi busa dari bahan yang lentur supaya bahu tidak merasa sakit.
- Sabuk penggendong cukup lebar agar beban tersebar merata diseluruh bahu.
2. Sabuk pinggang
- penting bila beban sangat berat
- membuat ransel menempel mantap di punggung
- dan beban ransel sewaktu-waktu dapat dapat dipindah di pinggang
3. Memilih ransel yang memiliki ruang cukup luas
- barang bawaan yang diperlukan dapat dibawa
- ruang dapat digunakan untuk meletakan barang yang tidak terlalu berat dan diperlukan sewaktu-waktu.
A. Pengepakan
Pengepakan adalah suatu cara atau seni bagaimana meletakkan barang dalam ransel seefisien mungkin, rapi serta memiliki bentuk ransel yang bagus. Teknik pengepakan yang baik nantinya akan menentukan kenyamanan kita dalam melakukan perjalanan di alam bebas. Prinsip-prinsip yang harus dipegang dalam pengepakan:
2. Letakkan barang yang berat pada bagian atas dan barang yang ringan pada bagian bawah. Hal ini merupakan pengetahuan dasar yang diperlukan karena berat ransel akan jatuh pada pundak yang merupakan bagian tubuh yang kuat. Membagi berat ransel agar antara sisi kanan dan kiri seimbang.
3. Letakkan barang-barang yang diperlukan selama perjalanan di bagian atas serta urutkan barang-barang menurut fungsinya lalu letakkan barang-barang sesuai kebutuhan. Misalnya perlengkapan tidur pada bagian bawah, pakaian di atasnya, kemudian peralatan masak tenda dan ponco dapat diletakkan di bagian atas agar pada saat hujan, ponco mudah untuk diraih.
Memanfaatkan ruangan yang ada dalam ransel seefisien mungkin, misalnya tempat makan (nasting) yang memiliki ruang kosong.
1. Bawa pakaian hangat dan jaket, kalau bisa parasit.
2. Sarung tangan untuk menghangatkan tangan
3. Topi/kerpus untuk menghangatkan bagian kepala terutama otak
4. Ponco
5. Tenda
6. Perelengkapan tidur
7. Perlengkapan masak
8. Makanan lebih baik yang banyak mengandung lemak dan protein serta karbohidrat
9. Korek api
10. Peralatan menjahit
11. Kaos kaki
12. Kantong plastik dan karet
13. Alat penerangan
14. Parang
15. Perlengkapan pribadi, okbat-obatan, peralatan sholat, perlengkapan mandi, dll.
IV. BIVAK
Pengertian yang umum adalah tempat tinggal sementara untuk bertahan hidup yang besifat melindungi dari serangan hawa panas atau dingin dan tempat untuk beristirahat. Hal ini berhubungan dengan survival dalam hal mencari tempat berlindung untuk melakukan pertahanan hidup dari kondisi lingkungan yang buruk. Pembuatan bivak dapat dilakukan dengan bahan-bahan yang diperoleh dari alam, seperti daun dan ranting kayu.
Bila seorang pendaki atau bersama-sama pastikan membawa tenda atau minimal jas hujan dan kantong plastik besar. Tenda merupakan tempat yang paling baik untuk beristirahat dan menentukan target berikutnya untuk esok hari dalam perjalanan serta aman dari angin dan hujan. Untuk itu diperlukan pengetahuan untuk mendirikan bivak yang sesuai dengan syarat:
1. Bangun pada tempat yang datar
2. Jangan mendirikan bivak di puncak gunung
3. Jangan mendirikan tenda di puncak dan terbuka untuk menghindari bahaya petir
4. Jangan mendirikan tenda tepat di tempat yang cekung
5. Hindari pendirian tenda tepat di bawah kayu lapuk atau mati
6. Tempatkan bagian terbuka dari bivak berlawanan dengan arah mata angin. Dengan mengetahui arah mata angin, maka lebih mudah membaca jatuhnya air hujan sehingga dapat menentukan tempat perapian yang baik.
A. Tempat membangun bivak
Pada dasarnya bivak bisa dibuat di atas pohon dengan jalan membuat penyangga. Usahakan dengan menggunakan bahan yang kuat seperti bambu, kayu, dll.
Pada umumnya bivak dibuat di atas tanah yang dapat dilakukan pada:
1. Bekas pohon yang telah tumbang yang membentuk rongga di bawahnya. Tetapi harus diperhatikan kualitas kayunya demi keselamatan kita.
2. Bila ditemukan gua sebaiknya diperiksa sekitar gua apakah ada jejak, bau amis, sisa kotoran dari binatang buas. Jika tidak ada, gua dapat ditempati tetapi sebelumnya harus dibersihkan dulu.
3. Membangun dari bahan-bahan yang ada di sekitar kita.
4. Pada daerah yang berbatu, carilah daerah berbatu kokoh dan tidak mudah runtuh.
B. Cara membangun bivak
1. Lakukan penyesuaian antara tempat dengan tenda yang kita bawa. Itu kalau kita membawa tenda.
2. Ponco atau kantong plastik.
3. Menggunakan bahan-bahan alam.
Para netter, itu adalah pengetahuan dasar tentang bagaimana seharusnya kita bertahan hidup di alam bebas. Sepintas memang ini seperti hanya teori saja dan sulit untuk dipraktekkan jika kita benar benar berada di posisi sebagai survivor. Namun demikian setidaknya hal yang sederhana diatas bisa sedikit membantu manakala kita ada di posisi yang tidak kita inginkan. Terimakasih dan semoga bermanfaat meskipun hanya sepenggal.
No comments:
Post a Comment